Alhamdulillaah. Terima kasih.
Itu yang sempat terpikir dan terucap pada anak-anak yang pernah kuajar di tahun 2013 silam.
Kemarin Satria menghubungi saya via Messenger FB. Namun, sulit dilanjut karena entah sinyal atau karena apa. Saya belum tau apa maksud pesannya.
Barulah beberapa jam kemudian, Imam mengirim pesan whatsapp. Dia bilang bahwa dia dan beberapa teman sekelasnya ingin silaturahim ke rumah.
Saya mempersilakan. Pintu rumah terbuka untuk mereka. Saya senang, karena setelah 5 tahun tak bersua, mereka masih mengingat saya sebagai guru.
Mereka datang sekitar 11.30an siang. Ada Imam, Taufik, Yaki, Satria, Dena, Dita dan Sarah.
Masing-masing membawa jalan cerita yang berbeda. Selepas SMA,
ada yang langsung bekerja, sempat menganggur dulu, kuliah, magang pasca kuliah, bahkan ada yang baru saja resign.
Luar biasa.
Mendapat kunjungan mereka, membuat saya kembali pada momen-momen ketika mengajar di sekolah. Mengajar anak-anak SMA itu menyenangkan, menantang. Saya suka.
Saya suka mengajar.
Yang tak saya suka adalah bagian administrasi keguruan dan tektek bengek yang njelimet. Rumit dan gak menyenamgkan sama sekali. Saya faham catatan progress pendidikan tetap harus rapi tercatat. Tapi untuk model administrasi sekolah waktu itu, 2013, gak banget deh.
Mungkin, saya emang gak bakat jadi guru, hehe.. Kurang sabar menghadapi segala macam urusan administrasi sekolah.
Imam dkk pulang sekitar jam 2.
Saya doakan agar mereka sehat selalu, sukses dalam usaha dan karirnya. Aamiin.
Aamiin allahumma aamiin🙏
BalasHapusSehat selalu guruku, terimakasih atas jasa bapak dulu mengajar kita dgn penuh kesabaran & penuh kasih sayang. Sehingga kita semua bisa sesukses skrg pun karna ilmu yg bermanfaat dr bapak 😊
Aamiin allahumma aamiin🙏
BalasHapusSehat selalu guruku, terimakasih atas jasa bapak dulu mengajar kita dgn penuh kesabaran & penuh kasih sayang. Sehingga kita semua bisa sesukses skrg pun karna ilmu yg bermanfaat dr bapak 😊