Laman

Senin, 11 Juni 2012

Keep Learning

Terus belajar, terus belajar, terus belajar. Agenda 3 tahun terakhir, dan untuk seterusnya adalah terus belajar. banyak hal yang masih harus dipelajari. masih banyak hal yang belum saya ketahui. Belajar adalah sebuah kebutuhan. Belajar menangani diri sendiri, orang lain, keluarga, tetangga. Belajar mengatur keuangan, menghitung-hitung pengeluaran dan pemasukan. Belajar menghargai waktu diri sendiri dan orang lain. Dan masih banyak lagi yang mesti dipelajari. Semoga agenda belajar menjadi agenda yang tidak pernah membosankan bagi saya, dan kita semua.

Mengikat Makna


Menulis, bagi saya, adalah hal yang susah-susah gampang. Susah, karena begitu sulit rasanya untuk menuliskan apa yang kita pikirkan. Gampang, ketika hal tersebut begitu hadir dan mengalir dalam kepala, lalu mengalun dalam tuts- tuts keyboard.
Saya pernah membaca buku “Mengikat Makna” karya Hernowo. Dia bilang, kalau kita tidak bisa menuliskan apa yang kita pikirkan, itu artinya kita memangs edang tidak memikirkan apapun! Hehe… saya agak terkejut juga membaca tulisan Hernowo itu.
Tapi, ketika saya sedikit merenung dan melihat ke dalam diri, saya menyadari ada benarnya juga apa kata Hernowo itu. Bisa jadi, sebetulnya, saya sedang tidak memikirkan apapun. Saya tidak sedang merumuskan hipotesa-hipotesa apapun dalam kepala saya ini. Yang ada hanyalah celetukan-celetukan ide selewat yang, mungkin, tidak berarti sama sekali.
Padahal, dulu saya mulai menulis ketika masih duduk di bangku SMP. Saya kira, kebiasaan menulis saya akan terus terpupuk hingga menjadi penulis yang mahir. Tapi ternyata, kenyataannya, tidak seperti itu. Kini saya seperti terkungkung dalam rutinitas, tanpa mampu menulisakan sepatah katapun.
Beberapa waktu ke belakang, ada banyak peristiwa yang berkesan dalam hidup saya. Banyak sekali. Dari mulai pernikahan saya, agenda-agenda sekolah, kejadian-kejadian di tempat kursus, dan masih banyak lagi. Tapi saya heran, betul-betul heran. Kenapa saya tidak bisa menuliskannya dalam sebuah susunan kata-kata, ya? Apa mungkin kemampuan menulis saya sudah hilang sama sekali?
Selalu saya berpikir dan merenung seperti itu. Sampai beberapa waktu lalu di sekolah, saya mengobrol dengan salah satu rekan pengajar. Kebetulan dia mengajar mata pelajaran KKPI. Dia menceritakan tentang 3 buah blog yang dia miliki dan diurus serta dirawat. Saya ikut melihat blognya. Bagus. Saya tertarik untuk membacanya.
Dia menyarankan kepada saya untuk membuat blog yang isinya adalah bahan-bahan pengajaran. Bisa berupa soal-soal, artikel, atau apapun yang berhubungan dengan mata pelajaran yang saya ajar, yaitu Bahasa Inggris. Harapannya, dengan membuat blog, media belajar siswa menjadi lebih luas. Tidak hanya dengan tatap muka di kelas, atau dengan menggunakan perlengkapan sekolah. Tapi juga mengeksplorasi dunia pemelajaran Bahasa Inggris melalui internet (yangnota bene hampir selalu menggunakan bahasa Mr Bean ini).
Walhasil, dari obrolan dengan rekan guru itupun saya mulai termotivasi untuk melahirkan, dan merawat blog saya sendiri. Saya pikir, tidak ada salahnya saya mengembangkan metode seperti itu. Dari segi manapun saya tidak memiliki halangan. Fasilitas tersedia di manapun di daerah tempat tinggal saya. Dan lagipula, saya gak gaptek-gaptek amat… yah, lumayan kalau sekedar menulis-menulis blog, saya masih sedikit tahu.
Yang belum sempurna adalah niat saya untuk mempergunakan dengan optimal media yang sudah semakin terbentang ini. Memang betul apa kata Rasul, “Innamal a’malu binniat.. (setiap amal bergantung niatnya…)”
Makanya, saya punya tekad untuk kembali menekuni dunia tulis menulis. Sebab, pada intinya, merawat blog berarti perlu ketertarikan yang tinggi terhadap dunia tulis menulis. Ya kan?